Lakukan 8 Langkah Ini Jika Ingin Happy Meski Sedang Stres

stres

Stres, kesedihan atau pun depresi bisa terjadi kapan saja. Namun jika sering mengalami kondisi tersebut, cobalah melakukan hal-hal berikut ini agar bisa tetap bahagia dan happy. Stres dan depresi yang terjadi dalam jangka waktu panjang bisa membuat sistem kekebalan tubuh menurun sehingga rentan terkena penyakit terutama yang menular. Karena itu tak ada salahnya menjaga diri tetap bahagia meski sedang stres.

Cara-cara mudah berikut ini bisa membantu melawan stres dan depresi serta mengembalikan senyum Anda, seperti dikutip dari Medindia, Jumat (25/1/2013) yaitu:

1. Memasak Percaya atau tidak, memasak sebenarnya bisa melepaskan hormon stres dan mencerahkan suasana hati dalam waktu hitungan menit. Ini karena memasak melibatkan semua indera secara aktif. Luangkan waktu 20 menit untuk memasak hidangan favorit dan biarkan orang lain mengonsumsinya. Jika ditambah dengan yoga dan meditasi bisa mencapai keadaan yang lebih rileks.

2. Melihat-lihat foto lama Melihat foto lama bisa menjadi cara yang baik untuk mengaktifkan bagian otak yang menyimpan kenangan positif, dan studi menemukan melihat foto bisa memerangi depresi hingga 11 persen.

3. Merapikan meja Jika seseorang melihat sesuatu yang berantakan maka hal ini akan mempengaruhi dan mengacaukan pikiran. Untuk itu cobalah merapikan meja agar terlihat lebih rapi dan bersih, sehingga pikiran akan jadi lebih tenang.

4. Bermain dengan hewan peliharaan Banyak praktisi kesehatan yang percaya dengan terapi hewan peliharaan karena memiliki banyak manfaat. Penelitian menyebutkan berjalan-jalan dengan anjing, bermain atau bermalas-malasan sambil bermain dengan anjing dan kucing bisa meningkatkan semangat.

5. Mendengarkan musik Musik tampaknya masih menjadi garis pertahanan pertama dalam mengalahkan depresi. Mendengarkan musik upbeat selama 5-10 menit bisa membuat seseorang merasa bahagia dan sukacita.

6. Manjakan diri sendiri Memiliki waktu pribadi untuk memanjakan diri sendiri seperti pergi ke tempat favorit misalnya pantai, berendam di bathtub sambil membaca buku, menikmati cokelat panas atau hal lain, bisa menjadi cara sederhana melawan stres.

7. Kumpul dengan teman Bersosialisasi dengan teman-teman seperti makan siang bersama bisa meningkatkan kebahagiaan dan menghilangkan perasaan negatif, sehingga tubuh melepaskan hormon yang membuat seseorang merasa lebih baik.

8. Tertawa lebar Tertawa lebar bisa menghasilkan reaksi kimia yang langsung meningkatkan suasana hati, mengurangi stres, dan tingkatkan kekebalan tubuh. Untuk membantu agar lebih mudah tertawa, cobalah menonton video lucu, melihat pertunjukkan binatang atau acara komedi lainnya.

Courtesy : Detik Health

5 Makanan Ini Bisa Mencegah Stres

stres

Stres nampaknya seringkali dirasakan oleh sebagian besar orang. Stres yang dialami bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti pekerjaan yang menumpuk, macet di jalan, tak memiliki uang, dan lain sebagainya. Saat mengalami stres biasanya nafsu makan orang akan meningkat dan melampiaskannya dengan mengonsumsi makanan manis.

Padahal, hal tersbeut sebaiknya tak dilakukan karena bisa menaikkan kadar gula darah. Ketahuilah bahwa saat stres sebaiknya Anda tetap mengonsumsi makanan sehat. Dilansir dari Dr Drew Ramsay, penulis buku The Happiness Diet mengatakan bahwa makanan bisa mempengaruhi kekuatan otak agar bisa tetap sehat.

Oleh karena itu, cobalah mengonsumsi makanan yang sehat agar Anda tak mengalami stres. Makanan apa saja yang bisa mencegah stres? Berikut makanan pencegah stres:

1. Bayam

Makan siang dengan menu bayam baik untuk otak Anda karena bvisa memberikan vitamin B folat. Konsentrasi folat yang lebih tinggi dalam darah akan terkait dengan penurunan suasana negatif dalam tubuh.

2. Karbohidrat

Melakukan aktifitas sepanjang hari membuat tubuh rentan terserang penyakit. Para peneliti menemukan bahwa jam 4 adalah puncak penurunan mood seseorang. Untuk menghindari hal tersebut, sebaiknya Anda mengonsumsi camilan dengan kandungan karbohidrat sekitar 25-30 gram di sela aktivitas.

3. Asam lemak omega

Mengonsumsi makanan laut yang mengandung asam lemak omega-3 bisa menurunkan emosi dan gangguan emosi lainnya, Jika Anda tak suka dengan ingan, maka ganti dengan daging sapi, ayam, alpukat, dan kacang-kacangan. Sebisa mungkin, konsumsi makanan tersebut setiap hari untuk mencegah stres.

4. Makanan yang memakai kunyit

Kandungan dalam kunyit yaitu curcumin mengandung antidepresan alami yang terbukti melindungi neuron otak dari stres kronis. Untuk menambah kekuatan curcumin, Anda bisa menambahkan lada hitam pada menu masakan. Lada hitam bisa membuat efek antidepresan lebih lama.

5. Tryptophan

Senyawa tryptophan dalam makanan bisa membatu seseorang merilekskan tubuh setelah makan. Senyawa ini bisa Anda temukan pada makanan, seperti daging unggas, telur, dan kacang-kacangan.

Itulah makanan yang bisa Anda konsumsi untuk mencegah stres. Selain makanan tersebut, ternyata meminum kopi juga bisa mengobati depresi seseorang. Namun, Dr Ramsey mengingatkan bahwa efek kopi berbeda pada setiap orang.

Courtesy : Ciricara

 

Begini Cara Cerdas Otak Melawan Stres

stres

Saat dalam keadaan sulit, otak memiliki kemampuan untuk melawan balik kesulitan tersebut. Sebuah temuan baru dalam jurnal Neuroscience mengungkap bagaimana otak beradaptasi dengan stresor yang dapat berdampak pada kesehatan.

Allayson Friedman, peneliti dari Mount Sinai School of Medicine mengatakan, jika tidak hati-hati, ketegangan  dengan orang lain dapat menyebabkan rasa kalah yang memicu depresi dan tindakan antisosial. Beruntung, otak memiliki respon cepat pada tekanan tersebut, seperti mengeluarkan senyawa otak tertentu untuk mengatasi pemulihannya.

Berikut tujuh stresor sosial terburuk dan bagaimana otak secara cerdas mengatasinya.

1. Ditinggal teman

Peneltiian para ahli dari Oxford University mengindikasikan, jaringan pertemanan yang luas membentuk otak yang lebih besar dan kemampuannya untuk mengambil keputusan dan mengontrol aksi pun menjadi lebih baik. Namun bukannya tidak mungkin manusia berada dalam  keadaan tanpa banyak teman sehingga dapat memicu penurunan kemampuan bersosialisasi dan ukuran otak.

Namun menurut peneliti studi Maryann Noonan, otak memiliki kemampuan untuk beradaptasi. Untuk mengoptimalkannya, Anda perlu berusaha merangsangnya, salah satunya dengan menciptakan obrolan dengan orang-orang di lingkungan sekitar.

2. Perubahan kerja atau tempat tinggal

Dalam kondisi ini, Anda belum terbiasa dengan lingkungan baru. Namun otak sebenarnya dalam keadaan lebih rileks dalam melakukan penyesuaian diri sehingga dampaknya baik untuk kesehatan. Studi yang dilakukan oleh peneliti asal Princeton University menunjukkan, tikus yang diperkenalkan dalam lingkungan baru cenderung lebih tenang dibandingkan dengan tikus yang sudah lama berada di lingkungan tersebut.

3. Naik pangkat

Keadaan ini mungkin membahagiakan, namun di sisi lain juga dapat meningkatkan kadar stres. Kesibukan yang bertambah memicu isolasi diri dari lingkungan. Padahal hal tersebut berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner, diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit degeneratif lainnya.

Untuk meningkatkan kemampuan adaptasi otak, maka Anda perlu menjaga hubungan dengan orang lain. Dengan begitu, otak akan lebih cepat mengeluarkan dopamin, senyawa dalam otak yang penting untuk merespon stres.

4. Kehilangan dukungan

Minimnya dukungan dari lingkungan dapat memicu banyak masalah kesehatan. Studi dari Tel Aviv University menunjukkan, orang yang tidak mendapatkan dukungan dari rekan kerja cenderung lebih pendek umurnya dibandingkan mereka yang berada dalam lingkungan kerja yang mendukung.

Turunkan ego dan mulailah fokus untuk mencari manfaat jika Anda dan rekan kerja Anda dapat bekerja sama. Studi mengindikasikan, kelompok kera yang bekerja sama mencetak skor yang lebih baik daripada kelompok lainnya yang bekerja sendiri-sendiri. Ini karena sel-sel otak lebih dapat mengenali perilaku kera lainnya saat bekerja sama.

5. Kehilangan

Studi para ahli di Perancis membuktikan, saat berada dalam kondisi ini, Anda akan merasa takut dan cemas. Fokus terhadap pekerjaan mungkin dapat membantu melawan pikiran negatif. Menurut kajian ilmuwan dari Harvard University, meningkatkan intensitas pekerjaan akan mengalihkan perhatian otak yang membantu memulihkan rasa kehilangan tersebut.

Courtesy : Kompas Health