Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sharif C. Sutardjo memberikan Kuliah Tamu pada Silaturahmi Himapikani Wilayah IV di UB
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia dengan jumlah pulau sebanyak 17.504. Berada pada posisi geo-strategis dengan kurang lebih 40% lalu lintas perdagangan barang dan jasa melintasi perairan Indonesia, dan bahkan 70% produksi minyak dan gas nasional berasal dari wilayah pesisir dan lautan Indonesia. Sumber daya hidrokarbon khususnya minyak dan gas yang tersedia di 60 titik cekungan juga masih cukup besar. Dengan potensi kelautan yang sangat besar, baik berupa Sumber Daya Alam (SDA) terbarukan seperti perikanan maupun SDA tak terbarukan seperti mineral, minyak dan gas perlu adanya perbaikan maupun pengembangan sektor kelautan di Indonesia.
Demikian diungkapkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sharif C. Sutardjo saat mengisi Kuliah Umum dalam rangka Silaturahmi Himpunan Mahasiswa Perikanan dan Kelautan (Himapikani) Wilayah IV bertemakan “Blue Economy dalam Pengembangan Perikanan dan Kelautan Indonesia” yang berlangsung di Aula Gedung Fakultas Teknik Universitas Brawijaya (UB), Minggu (8/6) yang juga dihadiri oleh Pembantu Rektor III UB Ir. H.R.B. Ainurrrasyid, MS.
Dalam kaitannya dengan pengembangan perikanan dan kelautan berbasis Blue Economy, Sharif memamarkan bahwa sitem ekonomi konvensional sudah tidak mampu menyerap konsep hakiki pembangunan berkelanjutan, terutama faktor keseimbangan antara manusia dan alam. “Dengan budaya eksploitatif serta keterbatasan sumber daya alam memunculkan perubahan paradigma dari sistem ekonomi konvensional ke Green Economy dimana sistem tersebut telah cukup mampu mendorong system envestasi low carbon, resource efficient, clean, waste minimizing and ecosystem enhancing activities, tetapi sistem ekonomi yang berlaku dilihat seperti adanya dan kurang menyentuh akar permasalahan. Blue economy merupakan pengkayaan green economy atau green economy yang disempurnakan. Dimana konsep blue economy mencontoh alam, bekerja sesuai dengan apa yang disediakan alam dengan efisien, tidak mengurangi tapi justru memperkaya alam”, bebernya.
Sharif juga mengungkapkan bahwa arah kebijakan pembangunan kelautan Indonesia tahun 2015 – 2019 yang sesuai dengan visi misi Kementrian Kelautan dan Perikanan Indonesia yaitu pengembangan kelautan dan perikanan yang berdaya saing dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat diantaranya adalah dengan pengembangan kawasan ekonomi kelautan dengan pendekatan blue economy.
Courtesy : Prasetya UB